Sabtu, 30 Januari 2016

Naskah Drama Asal Usul Kota Pati(dengan beberapa perubahan)

Menjelang akhir abad ke XIII sekitar tahun 1292 Masehi di Pulau Jawa vakum penguasa pemerintahan yang berwibawa. Kerajaan Pajajaran mulai runtuh, Kerajaan Singasari surut, sedang Kerajaan Majapahit belum berdiri. Di Pantai utara Pulau Jawa Tengah sekitar Gunung Muria bagian Timur muncul penguasa lokal yang mengangkat dirinya sebagai adipati, wilayah kekuasaannya disebut kadipaten.
Ada dua penguasa lokal di wilayah itu yaitu. 1. Penguasa Kadipaten Paranggaruda, Adipatinya bernama Yudhapati, wilayah kekuasaannya meliputi sungai Juwana ke selatan, sampai pegunungan Gamping Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Grobogan. Mempunyai putra bernama Raden Jasari. Penguasa Kadipaten Carangsoka, Adipatinya bernama: Puspa Andungjaya, wilayah kekuasaannya meliputi utara sungai Juwana sampai pantai Utara Jawa Tengah bagian timur. Adipati Carangsoka mempunyai seorang putri bernama Rara Rayungwulan. 
Kedua Kadipaten tersebut hidup rukun dan damai, saling menghormati dan saling menghargai untuk melestarikan kerukunan dan memperkuat tali persaudaraan. Kedua adipati tersebut bersepakat untuk mengawinkan putra dan putrinya itu.
Suatu hari di Kerajaan Carangsoka terjadi perbincangan antara raja, ratu, dan putri tercintanya.
Adegan 1
Ratu Puspa                  : “Wahai putriku Dewi Rayungwulan,”
Dewi Rayungwulan    : “iya ibundaku.”
 Ratu Puspa                 : “Dirimu sekarang sudah beranjak dewasa, ayah bangga padamu.Wajahmu yang cantik jelita membuat banyak pemuda terpesona. Suaramu yang merdu tatkala melantunkan tilawatil qur’an, kepintaranmu berexpresi dalam story telling, membuat pangeran dari kerajaan Paranggaruda ingin menjadikan kamu sebagai permaisurinya.”
Dewi Rayungwulan    : “Siapakah pangeran itu wahai ibunda?”
 Ratu Puspa                 : “Pangeran itu adalah Raden Jasari. Sebagai orang tua yang bijak, ayah ingin mendengar pendapat darimu wahai putriku.”
Dewi Rayungwulan    : “Hamba minta waktu untuk berpikir wahai ibunda.”
Ratu Puspa                  : “Semua terserah padamu wahai putriku, semua keputusan ada ditanganmu.”
Dewi Rayungwulan    : “Baiklah ibunda, hamba mohon pamit untuk memikirkan hal ini.”
Ratu Puspa                  : “Pikirkanlah dengan baik putriku.”
Dewi Rayungwulan    : “Iya ibunda, assalamu’alaikum.”
Ratu Puspa                  : “Wa’alaikumsalam putriku.”
Dewi Rayungwulan pun pergi menuju kamarnya untuk merenungi kegundahan hatinya. Ratu Puspa juga pergi menuju kamarnya untuk istirahat.
Sesampainya dikamar, Dewi Rayungwulan berusaha memikirkan supaya dirinya bisa bebas dari pinangan Raden Jasari dan tidak menjadi permaisurinya. Kendatinya Dewi Rayungwulan tidak memiliki rasa cinta sedikitpun bahkan cenderung tidak suka terhadap Raden Jasari namun Dewi Rayungwulan tidak mengungkapkan penolakannya terhadap pinangan tersebut dikarenakan Dewi sangat sayang terhadap ibundanya. Dewi Rayungwulan tidak ingin membuat ibundanya merasa gusar dalam hati.
Hari peminanganpun tiba. Raden Jasari dan ibunya datang ke Kerajaan Carangsoka untuk menemui Ratu Puspa Handungjaya beserta Dewi Rayungwulan untuk menyampaikan maksud pinangannya.
Raden Jasari                : “Mak, Aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Dewi Rayungwulan mak. Ayo cepat mak.”
Ratu Yudha                : “Sabar anakku, sebentar lagi kita akan sampai di kerajaan calon permaisurimu.”
Raden Jasari                :” Ayo cepat mak,,,aku sudah tidak sabar mak,,,”
Ratu Yudha                : “Iya iya anakku..tunggu ibu”
Di Kerajaan Carangsoka, Ratu Puspa dan Dewi Rayungwulan sudah siap untuk menyambut kedatangan Raden Jasari dan Ratu Yudhapati. Setelah beberapa saat menunggu, Raden Jasari dan Ratu Yudhapati pun datang.
Raden Jasari                : “Hore, kita sudah sampai. Ayo ibu cepat kita masuk.”
Ratu Yudha                : “Iya anakku. Tapi ingat , selama didalam nanti, jaga sikapmu ya nak?”
Raden Jasari                : “Siap ibu.”
Ratu Yudha                : “Assalamu’alaikum”
Ratu Puspa                  : “Wa’alaikumsalam, silahkan masuk wahai sahabatku.”
Ratu Yudha                : “Apa kabar sahabatku, bagaimana kabarmu? Dan tentunya bagaimana kabar putri cantikmu itu, Dewi Rayungwulan?”
 Ratu Puspa                 : “Alhamdulillah, aku sehat dan baik-baik saja. Dan putriku Dewi Rayungwulan seperti yang kau lihat, ia semakin bertambah cantik dan solehah.”
Ratu Yudha                : ”Subhanaallah, betapa sempurnanya Allah menciptakan makhluk secantik dan seindah putrimu itu wahai sahabatku.”
Ratu Puspa                  : “Iya, Alhamdulillah ya.”
Ratu Yudha                : “Aku datang kesini sebagaimana maksud hati ini yang sudah aku beritahukan padamu sebelumnya, yaitu aku ingin meminang putrimu untuk anakku, Raden Jasari. Dan sekarang aku datang kesini untuk menemukan jawaban yang sudah kami nanti-nantikan.”
Ratu Puspa                  :”Owalah, kalau masalah itu aku serahkan semuanya pada putriku sendiri. Biarlah dia yang memutuskan sendiri dan biarlah dia yang menyatakannya sendiri.”
Ratu Yudha                : “Kalau begitu aku akan dengarkan jawaban dari putrimu. Begitu juga anakku Raden Jasari. Apakah kamu sudah siap untuk mendengarkan jawaban dari calon permaisurimu wahai anakku?”
Raden Jasari                : “Hehe, Insyaallah siap bu.”
Ratu Puspa                  : “Baiklah, silahkan wahai putriku Dewi Rayungwulan. Berikan jawabanmu.”
Dewi Rayungwulan    : “Terimakasih ibunda. Bismillahirrahmaanirrahiam saya mau menerima pinangan dari Raden Jasari dan saya bersedia menjadi permaisurinya.”
Raden Jasari                : “Hore...!!! Jadi kawin sama mbak ayu Dewi Rayungwulan !”
Dewi Rayungwulan    : “Tetapi saya meminta sebuah syarat.”
Raden Jasari                : “Syarat apa lagi sayangku? Aku sudah tidak sabar lagi untuk segera memilikimu.”
Dewi Rayungwulan    : “Syaratnya adalah ketika acara resepsi nanti, saya kepingin menyaksikan pagelaran wayang yang megah dan dahsyat membahana. Dimainkan oleh dalang profesional tingkat internasional dunia dan akhirat. Apakah pnjenengan sanggup?”
Raden Jasari                : “Hahaha, apa saja akan aku lakukan untuk mendapatkan dirimu wahai bidadariku. Prajurit..!! cepat kau cari dalang internasional untuk pagelaran mewah dahsyat nan membahana di acara resepsiku nanti.”
Prajurit                        : “Sendiko dhawuh raden.”(langsung pergi mencari dalang)
Ratu Yudha                : “Kalau begitu berikan kami waktu untuk menyanggupi dan mewujudkan syarat dari putrimu wahai sahabatku. Aku pamit dulu.”
Ratu Puspa                  : “Silahkan wahai sahabatku. Tetap cemungud each...”
Ratu Yudha                : “Assalamu’alaikum.”
Ratu Puspa                  : “Wa’alaikumsalam.”
Prajurit yang mendapatkan tugas untuk mencari dalang kondang tersebut pun melaksanakan tugasnya. Prajurit itu menelusuri berbagai pelosok dan mencari berbagai informasi mengenai dalang kondang sejagad raya dan akhirnya ia mendapatkan alamat dari dalang tersebut. Sontak ia pun segera bergegas ke alamat yang sudah ia dapatkan.
Prajurit                                    : “Yosh, akhirnya ketemu juga. Semoga tidak salah alamat seperti ayu ting-ting.
Prajurit                                    : “Tok..tok..tok...Assalamu’alaikum...”
Dalang Soponyono     : “Wa’alaikumsalam, Silahkan masuk.”
Prajurit                                    : “Oh terimakasih dalang.”
Dalang Soponyono     : “Siapa anda dan ada maksud apa anda datang kesini?”
Prajurit                                    : “Saya adalah prajurit Kerajaan Paranggaruda yang ditugaskan untuk menjemput engkau wahai Dalang Soponyono. Melihat kelihaian dan kehebatanmu dalam bermain wayang, Raden Jasari pangeran kerajaan paranggaruda ingin kau memainkan wayangmu diacara resepsi pernikahannya dengan Dewi Rayungwulan.”
Dalang Soponyono     : “Saya paham. Tapi....wani piro?”
Prajurit                                    : “Jika engkau dapat memainkan wayangmu dengan menggelegar dahsyat membahana, Raden Jasari akan memberikan berapapun yang kau minta.”
Dalang Soponyono     : “Mmm...Baiklah kalau begitu, kita deal?”
Prajurit                                    : “Deal. Dan sekarang mari ikut saya menuju kerajaan Paranggaruda.”
Dalang Sopoyono       : “Sebentar, saya kemas-kemas dulu barang-barang saya. Anda tunggu saja diluar.”
Prajurit                                    : “Baiklah, jangan terlalu lama dalang.GPL”
Dalang Soponyono      : “Beres,,,,”
(Prajurit pun keluar dari rumah dalang dan dalang tengah mengemasi barang-barangnya. Beberapa saat kemudian dalang keluar dan siap untuk berangkat.)
Dalang Soponyono     : “Ayo kita bernagkat euy.”
Prajurit                                    : “Payolah.”
Prajurit dan Dalang Soponyono tersebut berangkat ke Kerajaan Paranggaruda untuk menemui Raden Jasari dan Ratu Yudhapati. Setelah beberapa hari perjalanan menggunakan kuda, mereka pun sampai di Kerajaan Paranggaruda dan segera menemui Raden Jasari dan Ratu Yudhapati.

Prajurit                                    : “Assalamu’alaikum wahai paduka ratu.”
Ratu Yudha                : “Wa’alaikumsalam prajuritku. Kau sudah kembali. Bagaimana tugasmu? Apakah kau sudah menemukan dalang kondang tersebut?”
Prajurit                        : “Wahai paduka, sebagaimana tugas yang telah paduka berikan kepada hamba, Alhamdulillah setelah beberapa informasi yang hamba dapatkan, hamba berhasil menemukan dan membawa dalang yang dimaksud ke kerajaan ini paduka.”
Raden Jasari                : “Wah,,, kau memang prajuritku yang hebat. Sekarang dimana dalang tersebut? Panggil dia kesini”
Prajurit                        : “Baik raden.”(pergi memanggil Dalang Soponyono) “Ini adalah Dalang Soponyo, dalang kondang sejagad bumi nusantara wahai paduka.”
Dalang Soponyono     : “Assalamu’alaikum, ngatur sembah nuwun paduka ratu.”
Raden Jasari                : “Wa’alaikumsalam dalang. Jadi benarkah dirimu seorang dalang kondang sejagad nusantara?”
Dalang Soponyono     : “Insyaallah iya raden.”
Raden Jasari                : “Alhamdulillah mak,,,,aku jadi kawin sama Dewi Rayungwulan.”
Ratu Yudha                : “Hahaha...Kalau begitu, besok kita akan melamar Dewi Rayungwulan beserta syarat yang dia minta.”
Raden Jasari beserta ibu dan prajuritnya pergi menuju Kerajaan Carangsoka. Dengan berbagai persiapan barang dan alat yang sudah lengkap. Syarat yang diajukan oleh Dewi Rayungwulan sudah mereka sanggupi. Beberapa hari diperjalanan menggunakan kuda, akhirnya mereka sampai di Kerajaan Carangsoka.
Ratu Yudha                : “Assalamu’alaikum wahai sahabat dan calon besanku.”
Ratu Puspa                  : “Wa’alaikumsalam, ah sa ae lu.(improve). Apakah kedatanganmu kesini adalah untuk melamar putriku kembali?”
Raden Jasari                : “Shahih ya ummi, saya datang kembali untuk melamar dedek Dewi Rayungwulan, adapun syarat dan ketentuan yang berlaku, sudah saya persiapkan dan saya sediakan serta saya siap menyanggupinya.”
Dewi Rayungwulan    : “Kalo boleh saya tahu, manakah dalang kondang yang saya persyaratkan itu?”
Raden Jasari                : “Ooo,,,,Don’t worry,,, this is it,, Dalang Soponyono, dalang kondang yang terkenal di dunia nyata dan dunia ghaib.”
Ketika Dewi Rayungwulan melihat Dalang Soponyono, rasa gemetar didada bergejolak bak genderang ditabuh semarak kompangan dan marawis. Dalang memperkenalkan dirinya dihadapan Ratu Puspahandung Jaya dan Dewi Rayungwulan yang cantik mempesona.
Dalang Soponyono     : “Perkenalkan, hamba adalah Dalang Soponyono yang berasal dari Hutan Alas Roban.”
Ratu Yudha                : “Jadi, kapan pesta penikahan antara putraku Raden Jasari dan putrimu Dewi Rayungwulan akan diselenggarakan.”
Ratu Puspa                  : “Wahai putriku, kapan dirimu siap akan pesta pernikahan tersebut?”
Dewi Rayungwulan    : “Bismillah, Insyaallah besok saja bunda.”
Raden Jasari                : “Okelah kalo begitu, dedek Dewi Rayungwulan siap-siap ya, berdandanlah yang cantik...”
Keesokan harinya, pesta dimulai. Raden Jasari dan Dewi Rayungwulan duduk bersandi namun tak diwarnai dengan bersenda gurau. Di hadapan mereka terlihat begitu lihainya Dalang Soponyono memainkan wayang-wayangnya. Dan disisi lain Ratu Yudhapati dan Ratu Puspahandung Jaya duduk berseberangan. Sampai pada akhirnya kejadian yang tidak diinginkan terjadi.
Dalang Soponyono     : “Bumi Gonjang-Ganjing Langit Kelap-Kelap Katon Lir Kincangin Alis,,,OOOooooo”
Dewi Rayungwulan    : “Kang Mas Dalang Soponyono, Selamatkan aku dari pernikahan ini, selamatkan aku dari Raden Jasari, aku tidak mau menikah dengannya, tolong mas...”
(semua orang kaget dan berdiri lalu Ratu Yudha menghampiri mereka berdua)
Ratu Yudha                : “Ada apa ini? Dewi Rayungwulan, kembali ketempat dudukmu, cepat !!(sambil menarik paksa tangan Dewi Rayungwulan, Dalang pun Spontan menyabetkan senjatanya ketubuh Ratu Yudha)
Dalang Soponyono     : “Lepaskan....!!!(menusuk perut Ratu Yudha). Dewi ayo cepat kita pergi.”
Dewi Rayungwulan    : “Dalang Soponyono,,tunggu,,,,,”
Raden Jasari                : “TIDAAAAKKK.....!!!!! prajurit, kejar mereka,,,,,!!! Ratu Puspa, saya merasa sangat dilecehkan atas peristiwa ini, dan sekarang ibuku meninggal, kau juga harus mati.”
Ratu Puspa                  : “Raden, ini sungguh bukan harapan kita semua raden. Maafkanlah semua kejadian ini raden.”
Raden Jasari                : “Tidak ada kata maaf bagimu, rasakan ini,,,AARrrGGgghhhHHh...!!! (menusuk perut Ratu Puspa dengan senjatanya)
Keadaan seketika berubah menjadi bencana antara kedua kerajaan. Dalang Soponyono dan Dewi Rayungwulan melarikan diri menuju lebatnya hutan belantara. Raden Jasari yang merasa sangat marah dan dendam kepada Dewi Rayungwulan dan Dalang Sopnyono. Raden Jasari terus menerus memburu mereka. Dewi dan Dalang berlari terus jauh kedalam hutan hingga akhirnya mereka bertemu dengan seorang lelaki penghuni hutan tersebut. Mereka mengahampiri lelaki tersebut dan bermaksud meminta bantuan.
Dalang Soponyono     : “Assalamu’alaikum kisana. Mohon ma’af kisana kami telah mengganggu kisana.”
R.Kembangjoyo          : “Wa’alaikumsalam, ada apa sekiranya kalian berdua bisa sampai kesini?”
Dewi Rayungwulan    : “Kami dalam kejaran pangeran jahat dari kerajaan Paranggaruda, ibunda saya dibunuh olehnya, dan tempat tinggal kami sekarang sudah hancur semua kisana. Saya akan dijadikan istri olehnya, tapi saya sungguh tidak menginginkan hal itu kisana. Bisakah kisana membantu kami?”
Ditengah perbincangan itu, Raden Jasari dan prajuritnya secara tiba-tiba datang dengan amarah yang memuncak tanpa menukik.
Raden Jasari                : “Argh,,,!! Akhirnya kalian kutemukan juga, hahahaha....”
Dewi Rayungwulan    : “Kisana, tolong kami. Dialah pangeran jahat itu kisana.”
Raden Jasari                : “AaaarrRRggGGhhHH....mati kau....!!!!”
R.Kembangjoyo          : “Tunggu dulu.”
Raden Jasari                : “Siapa kau? Jangan halangi jalanku.”
R.Kembangjoyo          : “Ini adalah hutanku.”
Raden Jasari                : “Bodo amat !Terus kenapa?”
R.Kembangjoyo          : “Berbuat baiklah ketika bertamu ketempat orang lain!”
Raden Jasari                : “AarrggGGhhHH...!! Kampret lu, minggir !!”
Pertarungan antara Raden Jasari dan Raden Kembangjoyo takbisa terelakkan. Keduanya bertarung dengan skill dan kemampuan yang luar biasa. Dan pada akhirnya Raden Kembangjoyo memenangkan pertarungan tersebut.
R.Kembangjoyo          : “Sekarang, dua kerajaan telah hancur. Semua tempat sirna akan akibat dari peperangan. Sekarang aku adalah pemimpin kalian, raja kalian. Dewi Rayungwulan, dirimu cantik sholehah, maukah kau menjadi permaisuriku?”
Dewi Rayungwulan    : “Mmm...Bismillah, mau kakanda.”
R.Kembangjoyo          : “Dan kau Dalang Soponyono, kau aku angkat menjadi patihku. Apakah kau mau menajdi patih perkasaku?”
Dalang Soponyono     : “Insyaallah siap dan bersedia kanjeng.”
R.Kembangjoyo          : “Kalau begitu, mari kita bersama-sama membuka dan membabat hutan ini menjadi kawasan baru,menjadi kerajaan baru, tempat tinggal yang lebih layak dan nyaman. Dan aku namakan kerajaan baru kita ini dengan nama KERAJAAN PATI.

Mereka akhirnya membuka lahan baru dan membuat kehidupan baru, dari waktu ke waktu penduduk mereka berkembang dan bertambah banyak serta makmur. Dua kerajaan bergabung menjadi satu dalam menuju kemakmuran ranah PATI BUMI MINA TANI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar